Judul post diatas adalah sepenggal lirik lagu Iris.
Good night,
Ciao!
Gak minat bahas lagunya sih, gak terlalu suka juga. Tapi bagian kalimat itu suka aja.
Sometimes, I feel that way. I need to bleed just to know I'm a human being, and alive.
Sometimes I need to make my heart hurts just to know that I still have one.
Gue orangnya secuek, se gak peka, dan segak cengeng itu walau nonton film drama menye. Kaya macam hachiko, orang pada nangis gue ngga tuh. Apalagi Habibie Ainun. Lempeng aja gitu.
I don't get sad, upset, mad, or hurt easily, tapi sekalinnya iya ya jadi lebay aja gitu.
Keseharian hidup ya hobinya sok strong, sok pretending everything's fine, padahal kaya gitu ya emang sebagai bentuk "kabur" dari kehidupan nyata aja huehuehuehue.
Kadang kalo ada keinginan, ya harus aja gitu. Kalau udah bikin target, ya harus aja gitu kesampean, kalo ngga bisa demotivasi tingkat tinggi. Biasanya selama ini ya selalu kesampean, belum pernah istilahnya ngalamin yg namanya "gagal" banget gimana gitu.
Pas masa kuliah ini sih baru mulai, ngerasain yang namanya gagal. Pertama kali ngerasain mungkin pas gak keterima di perusahaan tempat gue apply buat intern. Itu bener-bener bikin bete dan demotivasi dan sedih dan marah sama diri sendiri berlebihan. Masih jadi manusia songong gak nerima kenyataan deh.
Tapi setelah itu, ya namanya hidup ya, ya ada aja lagi kegagalan-kegagalan lain, dan yang di depan mata sih kayanya bakal gagal memenuhi target diri sendiri buat submit skripsi di jadwal yang udah gue targetin. Tapi makin lama makin belajar, gue manusia kok, gue boleh gagal, asal gue belajar dari kegagalan itu dan ga ngulangin lagi. Gue boleh kok salah, asal gue bisa benerin dan gak ngulangin lagi. Gak usah mengeraskan hati untuk selalu berhasil dan menghukum diri terlalu berlebihan untuk kegagalan yang kadang ya bukan completely salah diri sendiri. Hidup kan udah sulit nih ya, gak suah deh dibikin tambah sulit sama kekerasan hati sendiri.
Yah ibaratnya kegagalan-kegagalan gue yang jadi luka, made me bleed, but also made me realize that I'm a human being. Gagal bukan untuk disepelekan atau membela diri mencari excuse untuk gak nyalahin diri sama sekali juga, tapi ya gausah terlalu keras aja. Ada suatu quote yang gue suka, entah dari siapa, tapi bener banget:
"Destiny, I feel, is also a relationship-a play between divine grace and willful self effort. Half of it is absolutely in your hands, and your actions will show measurable consequence. Man is neither entirely a puppet of the gods, nor is he entirely the captain of his own destiny; he's a little of both.the answer is : we'll never really know. So just have faith, try to do your best in everything you do aja, and after that, God will do the rest.
We gallop through our lives like circus performers balancing on two speeding side-by-side horses-one foot is called fate, the other on the horse called "free will". And the question you have to ask every day is, which horse is which? Which horse do I need to stop worrying about because its not under my control, and which do I need to steer with concentrated effort?"
Good night,
Ciao!